7/27/18

Guru Mengajar dengan Sabar dan Senyuman

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Setuju? Setuju? Setuju donk ya pastinya. Karena berkat para guru kita bisa menjadi pintar dan menjadi orang yang berguna, Ahamdulillah ya. Guru juga pahlawan tanpa pamrih, yup mereka ikhlas mengajarkan murid-muridnya hingga bisa segalanya. Yah pamrih mereka paling hanya gaji saja, dan itu pantas donk mereka terima.




Dari mulai TK sampai SMU saya, banyak guru yang mengajarkan saya. Macam-macam guru sudah saya temui, ada yang penyabar, ada yang galak, ada yang matre, ada yang cuek dan lain-lain deh. Seperti apapun mereka tujuan mereka sama yaitu mendidik anak-anak muridnya, hanya cara mereka mendidiknya saja yang berbeda-beda.

Ada satu guru saya sewaktu masa sekolah dasar, sebut saja namanya Pak Soleh. Bagi saya beliau adalah guru yang sangat baik. Banyak hal yang saya pelajari dari beliau, jadi tidak hanya ilmu pengetahuan saya yang saya dapatkan tetapi juga saya mendapatkan ilmu pembelajaran diri.

SABAR. Yup, Pak Soleh ini adalah guru tersabar yang pernah saya temui. Namanya anak-anak yang belum baligh itu susah banget diaturnya. Tapi beliau begitu sabar menghadapi kami saat itu, tidak pernah marah-marah hanya kata-kata bijak yang keluar dari mulutnya. Kesabaran beliau dalam mendidik kami anak muridnya ini menjadikan saya juga untuk bisa bersabar mengajarkan anak-anak sekarang. Ya, walaupun saya belum bisa sesabar beliau.

HUMORIS. Pak Soleh ini kalau mengajar tidak selalu serius, dia mengajar tapi kata-katanya mudah dicerna sama anak-anak dan suka diselingi guyonan yang membuat anak-anak tertawa. Suasana belajar jadi lebih santai, tidak tegang bawaannya. Sekarang saya pun kalau ke anak-anak berusaha untuk selalu humoris dan tidak mengeluarkan kata-kata yang berat. Ya iya lah anak-anak saya masih kecil, mereka tentu tidak akan bisa mencerna kalau saya mengajarkan dengan kata-kata yang berat. Dan jika saya sambil bercanda, anak-anak jadi senang ahh melihat mereka tertawa itu obat jiwa banget deh. Mungkinkah itu yang dirasakan beliau juga?

Dulu saat saya masih diajarkan oleh Pak Soleh, beliau masih memiliki dua anak yang masih kecil. Istrinya hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Kehidupan beliau bisa dibilang serba pas-pasan, secara beliau saat itu masih menjadi guru honorer di sekolah saya. Tapi beliau pernah berkata, berapapun rezeki yang beliau terima setiap harinya harus selalu disyukuri agar rezeki yang didapat bisa berkah untuk anak dan istrinya. Dulu sih saya enggak mengerti dengan yang beliau katakana, tapi sekarang saya mengerti sekali.

Terlihat sosok guru yang sempurna ya Pak Soleh ini? Kenyataannya enggak juga sih, toh beliau juga manusia biasa. Beliau memang tidak pernah marah-marah, tetapi beberapa kali saya pernah melihat beliau marah tapi tidak diungkapkan namun hanya diam tidak banyak bicara saat mengajar. Dan kadang beliau juga termasuk guru yang moody juga sepertinya, karena kalau sedang tidak mood beliau terlihat agak cuek saat mengajar tidak ada guyonan sepanjang mengajar. Ya namanya manusia biasa, itu wajar donk tapi saya merasa beruntung sekali mengenal guru seperti beliau. Sehingga saya bisa banyak belaar dari beliau, mengajarkan anak itu harus sabar dan tersenyum.

Saya sudah lama sekali tidak bertemu lagi dengan beliau, ya sejak saya lulus sekolah dasar. Saya juga tidak terlalu dekat sih dengan beliau, hanya mengaguminya saja jadi saya tidak tau kabar beliau sekarang bagaimana. Mungkin sudah menjadi kepala sekolah kah? Atau sudah pension? Entahlah semoga saja beliau selalu dilimpahkan rezeki yang banyak, Aamiin.

2 comments:

  1. Beruntung kamu punya guru seperti pak Soleh, sebenarnya saya juga punya sih guru yang seperti pak soleh.heheh

    ReplyDelete
  2. Aku setuju dong, kalau guru harus mengajar penuh kesabaran dan menebar senyuman, karena nggak semua murid cepat menangkap pelajaran

    ReplyDelete

Maaf ya sekarang kotak komentarnya aku moderasi
Gak ada maksud apa-apa koq ^^
Cuma waspada aja dengan Spam :D
Silahkan komen anything ^_____^V